Blog Edukasi dan Download apk mod

Blog masa kini

Buy Now

Minggu, 30 Agustus 2015

PRODUKTIF : Cylinder Head 4 Tak

1.Komponen kepala silinder & fungsi :

  • spark plug (busi) : untuk meloncatkan api tegangan tinggi
  • adjusting shim : penyetel celah katup
  • valve filter : sebagai pengangkat katup
  • exaust valve : untuk membuka & menutup saluran buang
  •  valve giuide : untuk penghantar gerakan katup
  • gasket : sebagai perapat
  • water jacket : untuk saluran air pendingin
  • Cilinder block : sebagai ruang bakar / tempat  piston bekerja
  • piston : untuk merubah energi panas menjadi tenaga mekanik
  • combution chamber : untuk tempat        pembakaran
  • valve seat : sebagai tempat dudukan kepala katup
  • oil seal : sebagai perapat oli agr tidak masuk ke ruang bakar
  • intake valve : untuk membuka & menutup saluran masukpemasukan
  • valve keepers : sebagai pengunci antara katup denagn vegas katup
  •  To exhaus manifold : di sambung dengan manifold buang
  •  To intake manifold : di sambung dengan manifold mas  

  Kepala silinder (cylinder head) ditempatkan  di bagian atas silinder. Pada bagian bawah silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama engine bekerja. Oleh sebab itu umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang.
Akhir-akhir ini banyak engine yang kepala silindernya terbuaat dari paduan aluminium. Kepala silinder yang terbuat dari  paduan Aluminium memiliki kemampuan pendingin lebih besar di Banding dengan yang terbuat dari besi tuang. Pada kepala silinder dilengkapi dengan mantel pendingin yang di aliri air pendingin yang datang dari blok silinder untuk mendingin kan busi dan katup-katup.
§     Fungsi :
Ø    Sebagai tutup silinder
Ø    Bersama – sama silinder dan kepala torak membentuk ruang bakar
Ø    Tempat kedudukan katup
Ø    Tempat kedudukan poros nok 
Ø    Tempat dudukan saluran masuk dan saluran buang
Ø    Tempat pemasangan busi pada motor Otto, dan injektor pada motor Diesel
Bahan : Besi  tuang/ padun besi pada alumunium
Cara pembutan : di–cor atau di-tuang

PRODUKTIF : SYSTEM KEMUDI (STEERING SYSTEM) Suspensi Depan

SYSTEM KEMUDI (STEERING SYSTEM) 




kemudi befungsi sebagai pengarah dan pengendali jalannya kendaraan sepeda motor. Sistem kemudi terdiri dari setang kemudi (handle bar/steering handle), kepala kemudi (steering head), batang kemudi (steering stem/steering tube), dan komponen-komponen pendukung lainnya.

Selain penampilan, panjang pendeknya stang kemudi merupakan unsur lain yang harus diperhatikan. Batang kemudi yang panjang akan ringan digerakkan, namun kendaraan menjadi tidak lincah. Sebaliknya batang kemudi yang pendek membuat gerakan kendaraan jadi lincah, namun berat untuk dikendalikan.


SYSTEM SUSPENSI (SUSPENSION SYSTEM)

Sistem suspensi dirancang untuk menahan getaran akibat benturan roda dengan kondisi jalan. Selain itu, sistem suspensi diharapkan mampu untuk membuat "lembut" saat sepeda motor menikung, sehingga mudah dikendalikan. Dengan sistem suspensi juga, getaran akibat kerja mesin dapat diredam. Semua peran dan kegunaan sistem suspensi tadi, pada akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa dengan bekerjanya sistem suspensi, pada dasarnya adalah agar diperoleh kenyamanan dalam berkendara sepeda motor. Dengan demikian, gangguan pada sistem suspensi akan berpengaruh langsung apada kenyamanan berkendara. Suspensi pada sepeda motor biasanya bersatu dengan garpu (fork), baik untuk bagian depan maupun bagian belakang. Tetapi ada juga sebagian motor, suspensi belakang bukan sekaligus sebagai garpu belakang dan biasanya disebut sebagai monoshock (peredam kejut tunggal).


1. Suspensi Bagian Depan (Front Suspension)
Suspensi depan yang terdapat pada sepeda motor pada umumnya terbagi dua, yaitu:

 

a. Garpu batang bawah (bottom link fork); jenis ini biasanya dipasang pada sepeda motor bebek model lama, vespa atau scooter.

b. Garpu teleskopik (telescopic fork); merupakan jenis suspensi yang paling banyak digunakan pada sepeda motor.
Suspensi teleskopik terdiri dari dua garpu (fork) yang dijepitkan pada steering yoke.
Garpu teleskopik menggunakan penahan getaran pegas dan oli (minyak pelumas) garpu. Pegas menampung getaran dad benturan roda dengan permukaan jalan dan oli garpu mencegah getaran diteruskan ke batang kemudi.
Garpu depan dari sistem kemudi (yang termasuk kedalam suspensi depan) fungsinya untuk menopang goncangan jalan melalui roda depan dan berat mesin serta penumpang. Oleh karenanya garpu depan harus mempunyai kekuatan, kekerasan yang tinggi, selain caster dan trail (kesejajaran roda depan) yang berpengaruh besar pada kestabilan mesin.


Caster adalah sudut yang dibentuk pada pertemuan garis pipa Steering Head dan garis vertical melalui pusat As roda depan, sudutnya antara 200 -300. Sementara trail merupakan jarak antara pertemuan garis vertical melalui pusat as roda depan dengan tanah dan pertemuan garis melalui pipa steering head dengan tanah, jaraknya antara 60 – 100 mm. Caster dan trail harus ditentukan dengan memperhitungkan tujuan dan sifat-sifat sepeda motor dan suspensinya.


Suspensi Bagian Belakang (Rear suspension)
Generasi awal suspensi belakang pada sepeda motor adalah jenis plunger unit. Tipe ini tidak mampu mengontrol dengan nyaman roda belakang. Tidak seperti suspensi depan, suspensi belakang tidak mempunyai sistem steering (kemudi). Sistem ini hanya menopang roda belakang dan menahan goncangan akibat permukaan kondisi jalan.
Tipe suspensi belakang saat ini yang banyak digunakan adalah: 

a. Tipe Swing Arm

b. Tipe Unit Swing


Konstruksi suspensi tipe swing arm adalah dua buah lengan yang digantung pada rangka dan ujung yanga lain dari suspensi tersebut menopang roda belakang.
Getaran pada sepeda motor yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata perlu diredam untuk mengurangi kejutan-kejutan akibat gerak pegas. Komponen yang berfungsi sebagai peredam kejut tersebut adalah sok breker. Oleh sok breker gerak ayun naik turun badan sepeda motor diperlambat sehingga menjadi lembut dan tidak mengejut.
Itulah sebabnya sok breker disebut juga sebagai peredam kejut. Sok breker terdiri atas sebuah tabung yang berisi oli. 
Di dalam tabung tersebut terdapat sebuah katup yang berfungsi untuk mengatur aliran oli. Perlambatan gerak ayun badan sepeda motor terjadi karena aliran oli di dalam tabung sok breker terhambat oleh katup. Hal ini disebabkan karena lubang katup yang sempit. Jika jumlah oli dalam tabung kurang maka kerja sok breker menjadi tidak baik. Dalam hal ini sokbreker tidak bisa meredam kejutan. Apabila kerja sok breker sudah tidak baik maka sebaiknya sok breker tersebut diganti. Penggantian sok breker dianjurkan sepasang sekaligus meskipun sok breker yang satunya tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan tekanan sehingga sepeda motor tetap seimbang, tidak seperti berat sebelah/miring. 
Untuk menentukan apakah sokbreker bekerja dengan baik atau tidak bukanlah hal yang sulit. Biasanya sepeda motor yang sok brekernya sudah rusak menjadi tidak enak dikendarai.

PRODUKTIF: KOMPONEN CYLINDER HEAD DAN PENYETELAN CHAIN CAM

KOMPONEN CYLINDER HEAD DAN PENYETELAN CHAIN CAM



A.   TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN
      Diberikan lembaran informasi ini dan bahan sumber, pada akhir kegiatan belajar siswa dapat :
1.   Menentukan komponen Kepala Silinder Dan Kelengkapannya
2.   Menentukan Blok Silinder, Piston Dan Kelengkapannya
B.   MATERI PEMBELAJARAN (TEORI)

BAGIAN ATAS MESIN KEPALA SILINDER DAN KELENGKAPANNYA
A.   KEPALA SILINDER
Fungsi kepala silinder adalah : 
  1. Sebagai tempat ruang bakar
  2. Sebagai penutup silinder dan tempat dudukan dari komponen-komponen kepala silinder
B.   KLEP
Fungsi :
  1. Pintu keluar – masuk gas
  2. Seal/perapat dengan dudukan klep, untuk ini klep terbuat dari baja spesial (nickel-chrome)
Jenis-Jenis Klep :
1.    Klep Pemasukan
Klep pemasukan menerima panas pembaka­ran, dan didinginkan oleh campuran gas yang rnengalir masuk keruang bakar. sehingga klep mengalami pemuaian yang tidak merata, yang akan berakibat dapat mengurangi efektifitas kerapatan pada dudukan klep. Untuk mening­katkan efisiensi pemasukan, biasanya lubang pemasukan dibuat sebesar mungkin.
2.    Klep Pembuangan
Klep pembuangan menerima tekanan panas jauh lebih tinggi, hal ini tentunya akan mengurangi efektifitas kerapatan, dan pada bagian dudukan klep mudah terjadi keausan. Untuk meng­hindari hal ini, maka kelonggaran klep (valve clearence) klep buang dibuat lebih lebar.

C.   PER KLEP (PEGAS KLEP)
 
Fungsi :
1.    Menekan klep agar dapat menutup         dengan sempurna.
2.    Untuk mengembalikan posisi kelep pada posisi semula setelah tertekan/membuka
D.   PENUNTUN KLEP / VALVE GUIDES DAN STEM SEALS AS
Untuk menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir, pada bagian ujung penuntun klep terpasang "valve steam seal" (seal klep).
E.   RANGKAIAN GERAK KLEP / VALVE TRAIN
1.    Camshafts, Cam Sprockets, Rantai/Chains Rocker Arms
Rangkaian gerak klep/valve train, dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah klep, dan posisi camshaft dalam mesin sepeda motor. Over Head Valve (O.H.V), Single Over Head Camshaft (S.O.H.C) dan Double Over Head Camshaft (D.O.H.C) semua digerakkan oleh rantai penggerak. ada juga beberapa model yang digerakkan oleh gear. Sistim penggerak ini terdiri dari cam shaft, cam sprocket, cam chain, rocker arm, dan chain tensioner.

Camshafts, Cam Sprockets, Rantai/Chains
2.    Setelan Rantai / Chain Tensioner
Setelan rantai/chain tensioner berfungsi menjaga kekencangan rantai timing. Jika kekencangan rantai ber­ubah-ubah (kendor-kencang), akan berpengaruh pada putaran mesin, valve timing (saat buka-tutup klep) dan saat pengapian juga akan berubah, dan akan timbul suara berisik (noise) untuk itu, chain­ tension sangat penting berfungsi menjaga kekencangan rantai dengan tepat
Jenis – Jenis Setelan Rantai :
1.    Setelan Manual
2.    Setelan Otomatis
3.    Setelan Semi Otomatis
1)    Tipe setelan manual/ Manual adjustment
Tipe penyetelan manual, memerlukan penyetelan kekencangan secara berkala. cara penye­telannya dengan cara menekan batang penekan jika setelan kurang tepat, akan mempengaruhi putaran mesin. Jika terlalu kencang, putaran mesin akan menjadi berat, jika terlalu kendor, akan timbul suara berisik
2) Setelan otomatis/Automatic adjustment
A.    Pegas Volut
Jika chain guide (karet) melengkung, karet a­kan menekan rantai, sehingga rantai mengalami penegangan. Selanjutnya chain guide akan menjaga kekencangan rantai. Jika rantai mengalami kekendoran, secara otomatis batang penekan akan menekan chain guide. Se­lanjutnya batang penekan yang berbentuk ra­chet bergerak searah dan tidak akan kembali dan tidak perlu penyetelan.

Penyetel Pegas Volut
B.  Hidrolis
Pada saat rantai timing menegang, roda penegang terangkat ke atas, tuas penegang akan mendorong batang penekan ke bawah. Oli yang ada dalam batang penekan akan naik ke atas melalui check valve, dengan demikian batang penekan akan turun secara perlahan. Pada saat rantai timing mengendor, pegas pengembali akan mendorong batang penekan ke atas, oli dalam batang penekan akan turun ke bawah melalui check valve, aliran oli ini akan memperlambat reaksi pegas, sehingga roda penegang akan bergerak turun secara perlahan. Tekanan (kerja) oli ini membuat rantai timing tidak memerlukan penyetelan lagi

PENYETELAN :
1.    Tipe Manual :
         Longgarkan mur pengikat, maka "Penegang Rantai" akan bekerja secara otomatis untuk mendapatkan ketegangan rantai yang sempurna.
         Apabila melalui cara diatas ternyata tegangan rantai belum sempurna, maka lakukan penyetalan dengan menggu­nakan sebuah jari jari roda sebagai alat bantu.
2.    Tipe Pegas Volut (Otomatis/Semi-Otomatis)
Cara Penyetelan :
a.    Dengan menekan batang penekan pada tensi­oner, putar baut penekan bagian dalam dengan obeng kecil, kerah kanan hingga terkunci (1)
CATATAN :
Pastikan batang penekan tensioner, dalam posis terkunci (tidak menekan)
b.    Pasang gasket dan timing chain tensioner (2) pada cylinder.